Pages

Jumat, 30 Oktober 2009

MULTI CHAPTER STORY "Gerimis Mengantarku Pulang" PART 2

"aku ingin... di hari terakhirku nanti hujan gerimis mengantarku pulang..." ujarnya sambil tersenyum. aku terpaku mendengar kata2 nya. lalu dengan tenang saffina meneruskan ucapannya "gerimis akan membuatku tidak bisa melihat air mata yang keluar dari mata sendu org2 yang kusayangi"lalu saffina menoleh kearahku. seulas senyum masih tersungging di bibirnya.

saat2 itu terus terbayang di pikiranku, membuatku tidak bisa tidur.
ucapan saffina yg agak 'menyerempet' soal hari kematiannya membuatku tidak bisa berfikir jernih selama beberapa hari ini. dan akhirnya aku memutuskan untuk mengunjunginya lagi hari ini.

saat aku datang, saffina sedang duduk di dipannya, menatap serius ke arah Tv yg menyala di ruang VIP nya, memperlihatkan ramalan cuaca untuk besok. "saffina..."sapaku hangat. saffina hanya menoleh padaku, raut wajahnya sedih. "besok..." ujarnya berat "hari akan cerah seharian.". "lho? bagus kan?" aku menatapnya bingung. "tidak." saffina menggeleng lesu "itu berarti gerimis tidak akan turun...".

mendengar ucapannya membuatku semakin khawatir. aku baru kali ini melihat saffina begitu murung hanya karena hujan tidak akan turun esok hari. "saffina ayo keluar. hari ini cerah." ujarku dengan suara yg di riang2kan "kemarin kamu bilang di sini pengap. maka itu, ayo kita keluar untuk hari ini!". saffina menggeleng. "tidak. aku ingin disini hari ini." "kenapa? kan hari ini cerah." aku mengerutkan dahi heran. "ya, karena aku ingin menanti gerimisku di kamar ini..." saffina tersenyum

-------------------------------------------------------------------------------------------------


hari itu akhirnya datang juga...
saffina pergi untuk selamanya, tepat jam 07.00 am. sehari setelah aku menengoknya.

aku menengadahkan kepalaku, menatap lagit biru yang cerah tanpa awan setitikpun. aku ingat kata2 nya yang dia sampaikan beberapa hari lalu kepadaku dengan bibir mungilnya

"aku ingin... di hari terakhirku nanti hujan gerimis mengantarku pulang..."

tanpa sadar air mata itu meleleh di pipiku. tangisan terakhir untuknya akhirnya pecah juga.

"aku... aku tidak akan menagis saat hari itu datang."

aku ingat janji terakhirku padanya. janji yang telah kulanggar sendiri...

-------------------------------------------------------------------------------------------------


pemakaman pun selesai. mataku masih sembab karena sisa2 air mata. saffina.... tuhan tidak mengabulkan keinginanmu hari ini... aku tersenyum getir menatap pusaranya.

tiba2 sesuatu luar biasa terjadi. lagit tiba2 berubah gelap, matahari tertutup awan mendung, dan...Tik, sesuatu mendarat tepat di hidungku.

gerimis...

ya, gerimis itu turun begtu saja.

"aira, ayo kita ulang gerimis mulai turun..." ajak ibuku. aku menoleh ke makam sahabatku dan berkata sambil tersenyum lembut.

"Gerimis mengantarmu pulang... saffina... sekarang kamu bisa tenang di sana"

dan aku pergi meninggalkan sahabatku yang tertidur... selamanya....

0 komentar:

Posting Komentar